Sepenggal kisah sedih yang tak mampu diceritakan
by
puankuci
- Januari 31, 2017
bukanlah merupakan hal yang baru bagiku,
seperti telah biasa kualami.
Mungkin,episod-episod hidup sesiapa pun selalu saja sama,
jalan ceritanya tidak pernah berubah
dan rasa tertekan ini selalu saja singgah.
Hmmmm..
Soalnya.
Mampukah jiwa yang kecil ini melewati lembar demi lembar cerita kehidupan dengan tenang?
Mampukah aku menghadapinya.
Hari berganti minggu, bulan berganti tahun masalah yang sama terus saja datang,
membuat kepalaku serasa ingin pecah akibat terlalu beratnya beban yang kupikirkan.
mampukah aku mencari jalan keluarnya?
Tidak ada lagi hasrat di hati untuk mewujudkan cita-cita yang sering aku impikan.
Biarlah.
biar aku menjalani hidup bersama mimpi-mimpi yang hanya ingin aku bayangkan dan bukan untuk diwujudkan.
Aku sangat nyaman dengan semua khayalan manis yang menemaniku
tanpa perlu memikirkan kelanjutan dari takdir yang wajib kuselesaikan,
kerana aku,
hanya mampu layak untuk menanggung rasa kesedihan.
tanpa perlu memikirkan kelanjutan dari takdir yang wajib kuselesaikan,
kerana aku,
hanya mampu layak untuk menanggung rasa kesedihan.
Mahu tidak mahu, aku hanya mampu memandang bayang-bayang suram atas hari-hari yang telah silam ketika ku menjalani hidup.
Hatiku tidak akan mampu menceritakannya,
menceritakan sepenggal kisah sedih untuk kau ketahui,
sekalipun kepada orang yang merasa kasihan padaku.
Aku tidak mampu..
menceritakan sepenggal kisah sedih untuk kau ketahui,
sekalipun kepada orang yang merasa kasihan padaku.
Aku tidak mampu..
jika selama ini
kau tidak pernah merasakan rasa sakit yang sangat menusuk.
Aku pernah dan aku hebat. Aku sudah biasa.
mengukir senyuman kala duka selimuti diri.
kau tidak pernah merasakan rasa sakit yang sangat menusuk.
Aku pernah dan aku hebat. Aku sudah biasa.
mengukir senyuman kala duka selimuti diri.
Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan parahnya bertahun-tahun rasa sakit perlahan-lahan menyeksaku.
Kau lupa, waras ataukah kau sudah……gila!kau biarkan rasa sakit ini datang berjela-jela.
Kekadang aku cuba fahami seluruh peristiwa yang pernah datang bertandang, di alam renunganku bahkan yang paling buruk sekalipun.
Namun tetap tak mampu kumengerti.
Udara di luar rumah dipenuhi habuk-habuk paksaan.
Mimpi-mimpi buruk yang mulai menjalar bergegas menjerat tubuhku,
mencuri harapanku yang hanya tinggal sisa segenggam.
Mimpi-mimpi buruk yang mulai menjalar bergegas menjerat tubuhku,
mencuri harapanku yang hanya tinggal sisa segenggam.
Di pagi hari, aku meratap. Cuba melemparkan sejauh mungkin angan-angan kosong dan tidurlah hingga aku malas untuk bangun lagi.
Sehingga tidak mampu dibicarakan dengan kata-kata, berita yang membuatkan aku muntah.
Lalu alu biarkan. hanya bisa berlalu.
Lalu alu biarkan. hanya bisa berlalu.
Sungguh ini pedih, tapi lucu.
Lalu aku tertawa.
Aku tak pernah mampu melakukannya, membuang pemikiran rumit ini dari otakku.
“Apapun yang terjadi, apa yang boleh dilakukan?menangis?”